LIFE LIKE A GAME CHAPTER 3
Besok
adalah hari yang harus memulai kegeiatan mengajar yang membosankan, aku pergi
ke puncak Tower Tertinggi dinegara ku dengan skill Teleportasi, aku bisa
Teleportasi ketempat yang aku lihat secara mata telanjang atau pergi ketempat
yang pernah aku kunjungi sebelumnya (sumpah skill ini OP tapi simple amat kan?)
“hah~ indahnya pemandangan, banyak kendaraan kesana sini” tunggu dulu kok gua
malahan parody sikh? Mungkin aku harus pergi, tapi kemana?” aku melompat
kebawah “aku tahu! ayo pergi ke pantai” aku memakai teleportasi ke kamar mandi
umum di dekat pantai yang aku kunjungi sebelumnnya “wohoo!!! Laut aku datang!”
yeah akupun berenang dan berjemur, tapi malah digangguin dan yang gangguin
bukannya preman atau orang sedeng melainkan cewek cewek, hmm kenapa aku
diliatin ya? Tentu saja karena aku pakai karakter game yang aku desain dan
pakai saat ini didunia nyata “hai~ tampan sekali kamu bang -_0 main sama aku yuk~” wah ini cewek dadanya
besar amat tapi sayang GANJEN “sama aku aja” mendingan aku pergi saja ah “maaf
saya permisi dulu” “tunggu bang~!!!” aku dikejar pasukan cewek liar penuh
gairah dan aku tidak suka itu!!! “jangan ikutin gue” aku lari ke berenang masuk
di air, oh iya aku awalnya gak bisa berenang tapi karena aku mempunyai skill
berenang yah aku lari saja “gawat! Gawat! Gawat! Teleportasi kerumah!!!” aku
pun teleportasi kerumah tidur dan aku pun bangun dipagi harinya pergi ke
akademi karena aku mulai bekerja, sebernya aku gak mau bekerja tapi kalau aku
gak bekerja nanti tetangga ngegosipin karena aku gak kerja gimana caranya aku
punya duit dan bertahan atau secamnya dan untuk menaikan imej jadi terpaksa deh
(yaelah mas tetangga malah dipikirin) ding~ dong~ suara bel masuk dan aku
mengajar ke kelas 10-1 sebagai guru matematika. “katanya yang ngajar guru baru
lho” “eh seriusan” “bener dan katanya lagi ganteng lagi” drap drap drap suara
langkah masuk “wah!!!!!!!!!!! Ta-tampan abis” “yang beneran? Itu guru? Muda
banget pasti 20 tahunan”. “baiklah anak anak saya guru baru kalian mulai saat
ini yang akan mengajar matematika serta pengetahuan” “dua mata pelajaran
artinya sampai istirahat pertama kan, guru?” “yap, baiklah mari mulai
pelajarannya” akupun mengajar sampai jam selesai atau sampai istirahat selesai,
ding~ dong~ suara bel berbunyi dan murid berdatangan kearahku seperti ada
sebuah harapan. “guru apakah guru sudah punya pacar?” “berapakah umur guru?”
“oy! Gak sopan tahu nanya umur seseorang” “iya~ maaf”, “permisi saya harus
pergi sekarang” “aku pun lari meninggalkan kelas ketangga dan terjatuh ditangga
[-1 HP] “anjir jatuh dari tangga kurang 1 HP kalau aku jatuh 15000 aku bakal
mokad dong?” aku keruang guru dan istirahat sejenak.
Dengan
skill ini aku bisa ngebunuh orang dengan mudah atau ngelakuin kejahatan atau
seperti menjadi boss mafia bukanlah hal sulit untuku, untung ga ada orang yang
sama sepertiku, kalau ada orang yang sama sepertiku apakah aku harus bertarung
dengannya? Ahh gak tahu lah apa yang terjadi maka terjadi lah, tapi kalau
misalnya ada orang yang sama seperti ku dan berlevel rendah aku penasaran bagaimana
caranya levelling dunia yang bahkan monster saja gak ada, beruntungnya karakter
aku ini karakter berlevel tinggi, tapi apakah orang yang sama sepertiku ada
yang levelling dengan membunuh orang lain aku harus menghentikannya demi
keselamatan orang lain dan diriku.
-CHAPTER 3
TAMAT-